REFLEKS PRIMITIF

Refleks primitif adalah respons motorik involunter yang berasal dari batang otak yang mulai muncul saat usia kehamilan 25 minggu dan sepenuhnya terbentuk setelah lahir pada bayi aterm. Refleks primitif yang tidak muncul saat usia seharusnya, menetap atau muncul kembali pada usia yang tidak seharusnya, dan muncul asimetris adalah penanda klinis penting dari berbagai gangguan neurologi dan perkembangan bayi. Pemeriksaan refleks primitif terdiri dari beberapa macam, antara lain :

  1. Palmar Grasp Reflek (lahir-3 bulan)

Ini terjadi pada bayi ketika jari kita menyentuh telapak tangannya, maka ia pun akan merespons dengan cara menggenggam secara kuat dan kekuatannya akan meningkat ketika jari akan ditarik kembali dan meluruskan lengan bawahnya.

  • ATNR : Asymmetric tonic neck reflex (akan lebih jelas pada usia 4 sampai 5 minggu)

Ini terjadi saat bayi ditidurkan, kepala digerakkan ke satu sisi, kanan atau kiri. Secara refleks, tangan dan kaki di satu sisi akan bergerak lurus mengikuti arah kepala, sedangkan tangan dan kaki lainnya seperti melipat.

  • STNR : Symmetrical tonic neck reflex (akan lebih jelas pada usia 4 sampai 5 minggu)

terjadi saat kepala menunduk, tangan refleks melipat, sedangkan kaki bayi lurus.

  • Moro Refleks (usia 0-4 bulan)

Kepala bayi dipegang dengan tangan kemudian secara tiba-tiba jatuhkan pegangan kepala bayi tetapi tidak ditekan. Ketika anak terkejut karena hentakan maka kedua tangan serta kakinya akan menangkup dalam posisi memeluk untuk melindungi diri, jemarinya pun juga ikut menggenggam.

  • Plecing Reaction (ada pada usia 1-3 bulan, akan hilang saat anak udah mulai bisa berjalan)

Angkat anak dengan posisi berdiri dan pegang anak pada bagian dadanya sehingga bagian belakang / depan menyentuh meja maka anak akan berusaha meletakan kakinya diatas meja.

  • Rooting (dari lahir-3 bulan)

Terjadi ketika pipi bayi diusap atau dibelai lembut pada bagian pinggir mulutnya. Sebagai respons, ia pun memalingkan kepalanya ke arah sentuhan tersebut sambil membuka mulut. Ketika dirangsang dibawah mulut maka anak akan membuka mulut dan berusaha menghisap jari tersebut.

  • Supporting Refleks (secara bertahap hilang pada usia 2-6 bulan)

Bayi dipegang pada bawah ketiaknya dalamposisi tegak (pastikan kepalanya tertopang dg baik) kaki disentuhkan pada lantai. Maka reaksi anak akan memposisikan dirinya berdiri di atas lantai.

  • Primary Stepping (bervariasi mulai dari lahir-3 bulan)

Bayi Diposisikan berdiri dan diarahkan untuk melangkah. Maka reaksi bayi akan berjalan ritmik. Pada bayi mature maka ia akan berjalan dengan tumit dan pada bayi premature akan berjalan dengan ujung jari / berjinjit.

  • Neck righting
  • body on head  (lahir sampai 4 bulan)

Bayi diposisikan terlentang kemudian kepala bayi digerakan berputar dengan tangan secara hati-hati ke salah satu sisi kanan/kiri maka seluruh tubuh akan berputar secara bersamaan. 

  • body on body  (mulai usia 4 bulan)

Bayi diposisikan terlentang kemudian gerakan kaki bayi digerakan berputar dengan tangan secara hati-hati ke salah satu sisi kanan/kiri. Maka tubuh akan berputar mengikuti kepala per bagian mulai dari kepala, shoulder, trunk,  dan pelvis.

FISIO CARE Menyelenggarakan Bincang Online “Kenali & Pahami Masa Pubertas pada Anak Berkebutuhan Khusus”

Assalamualaikum wr. wb, salam sejahtera.

FISIO CARE “Optimalisasi & Rehabilitasi Tumbuh Kembang Anak”

Menyelenggarakan Bincang Online Kenali & Pahami Masa Pubertas pada Anak Berkebutuhan Khusus.

yang akan diselenggarakan pada :

πŸ“Œ Hari, tanggal : Sabtu, 21 November 2020
⏰ Waktu. : 09.00 – Selesai WIB
πŸ–₯ Aplikasi : Zoom meeting

βœ… PEMBICARA :
Melati Ismi Hapsari, S.Psi., M.Psi.
βœ”οΈ(Dosen Universitas Muhammadiyah Purwokerto)
βœ”οΈ(Psikolog)

βœ… MODERATOR :
Siti Hafsoh, A.Md. FT.
(Fisioterapis – Fisio Care)

LINK PENDAFTARAN
πŸ‘‰ bit.ly/webinar-fc1
πŸ‘‰ bit.ly/webinar-fc2
πŸ”– (pilih salah satu link tersebut)

Notice
πŸ”΄ Gratis
πŸ”΄ Kuota terbatas
πŸ”΄ Mendapatkan e-Sertifikat
πŸ”΄ Live Zoom Meeting & YouTube

More Informasi :
0812-8064-8394 (WA Only)

Terimakasih πŸ™
Wsssalamualaikum wr. wb

Kelainan Bawaan pada Kaki β€œCTEV (Congenital Talipes Equinovarus)”

Congenital Talipes Equinovarus atau di sebut juga dengan clubfoot adalah salah satu kelainan bawaan pada kaki. Derajat kelainan mulai dari ringan, sedang, dan berat yang dilihat dari rigiditas atau kekakuan dan dari penampilannya. Pengenalan dan penanganan secara diri pada CTEV sangat penting, dimana β€œGolden Period” untuk terapi adalah tiga minggu setelah lahir. Dikarenakan, pada umur kurang dari tiga minggu ligamen-ligamen pada kaki masih lentur sehingga masih dapat di manipulasi.

Angka kejadian CTEV dengan perbandingan 2:1 per 1000 kelahiran, dimana anak laki-laki kebih sering terkena CTEV daripada perempuan. Umumnya, pada orang tua normal akan mempunyai resiko punya anak dengan CTEV sebesar 9%. Sedangkan, apabila orang tua terkena maka kemungkinan anak terkena sebesar 30%.

Penyebab CTEV menurut White (1929), penyebab CTEV adalah kerusakan nervus peroneus oleh tekanan di dalam uterus. Menurut Midelton (1934), oleh karena tidak adanya otot yang seimbang karena dysplasia peroneal dan menurut Bechtol dan Mossman (1950), disebabkan oleh pemendekan relatif dari serabut otot yang mengalami degenerasi di dalam uterus.

Penanganan pada CTEV harus sesegera mungkin setelah anak lahir, dengan melakukan elongasi jaringan lunak yang mengalami kontraktur dan kemudian dipertahankan dengan pemasangan gips secara serial selama 6 minggu dan gips diganti setiap minggu. Dari 6 minggu sampai 12 minggu dipasang splint clubfoot tipe Denis Brown. Setelah penderita waktunya berjalan setiap malam dipasang splint sepatu Denis Brown dan siang hari memakai sepatu outflare sampai usia prasekolah. Dari serial terapi tersebut yang paling penting adalah tahap pertama yaitu elongasi jaringan lunak yang mengalami kontraktur dengan manipulasi pasif.

Mengenal STRABISMUS

Strabismus juga dikenal dengan sebutan mata juling. Ciri-ciri mata juling akan tampak bila kedua mata tidak tertuju pada satu objek sehingga satu mata lurus ke depan dan mata lainnya menyimpang dari posisi yang seharusnya. Keadaan ini bukan haya terjadi pada anak-anak namun dapat ditemukan pada berbagai usia, baik pria maupun wanita. Juling bersifat keturunan, namun meskipun tidak ada riwayat di dalam keluarga, juling dapat terjadi. Mata juling dapat bersifat horizontal, yaitu satu mata ke dalam atau satu mata ke luar, dan dapat juga bersifat vertikal yaitu satu mata lebih tinggi atau lebih rendah dari mata yang lain. Selain itu, juling dapat bersifat konstan, yaitu tampak setiap saat, atau timbul pada keadaan-keadaan tertenu, seperti bila anak sedang sakit, melamun lihat jauh atau lelah.

 3 Hal yang terjadi pada Juling Konstan:

  1. Ambliopia atau mata malas

Bila anak menderita juling yang konstan maka matanya yang menyimpang umumnya tidak digunakan untuk melihat dengan baik. Hal ini mengakibatkan mata tersebut mengalami penurunan tajam penglihatan (mata malas).

2. Penglihatan Binokular Buruk

Penglihatan binocular adalah kemampuan mata untuk melihat lebih dalam (depth perception) atau tiga dimensi (3D = stereovision). Untuk mencapai kemampuan ini maka harus ada kerja sama yang harmonis antara kedua mata yang tertuju pada satu objek yang menjadi pusat perhatian. Anak yang juling konstan tidak memliki penglihatan binokular atau penglihatan tiga dimensi.

3. Posisi Kepala Abnormal

Beberapa anak yang juling merubah posisi kepala (abnormal head posture) agar dapat mempertahankan kedudukan kedua mata tetap lurus tertuju pad aobjek yang menjadi pusat perhatian. Misalnya kepala miring atau memalingkan wajah (face turn/tilt/lift).

Terapi anak dengan juling terdiri dari 2 bagian:

  1. Bila ditemukan amblyopia atau mata malas maka harus diatasi terlebih dahulu. Hal ini dapat dilakukan dengan menutup mata yang baik untuk memaksa anak menggunakan matanya yang malas (terapi oklusi atau patching) dilakukan bergantian. Bila tajam penglihatan pada mata yang menyimpang sudah menjadi normal, maka anak telah menggunakan kedua mata secara seimbang dan juling akan terlihat bergantian pada kedua mata.
  2. Bila penglihatan mata yang malas telah membaik, baru dilakukan operasi juling untuk mengembalikan kedudukan bola mata. Diharapkan peluang berkembangnya penglihatan binocular juga tercapai bila juling ditangani pada anak usia dini.

Terapi/Pengobatan

Terapi anak dengan juling terdiri dari 2 bagian:

  1. Bila ditemukan amblyopia atau mata malas maka harus diatasi terlebih dahulu. Hal ini dapat dilakukan dengan menutup mata yang baik untuk memaksa anak menggunakan matanya yang malas (terapi oklusi atau patching) dilakukan bergantian. Bila tajam penglihatan pada mata yang menyimpang sudah menjadi normal, maka anak telah menggunakan kedua mata secara seimbang dan juling akan terlihat bergantian pada kedua mata.
  2. Bila penglihatan mata yang malas telah membaik, baru dilakukan operasi juling untuk mengembalikan kedudukan bola mata. Diharapkan peluang berkembangnya penglihatan binocular juga tercapai bila juling ditangani pada anak usia dini.

FASE MERANGKAK PADA BAYI

Menyaksikan pertumbuhan dan perkembangan sang buah hati memang menjadi hal yang membahagiakan. Orangtua akan menemani anak-anak dari mula mereka dilahirkan, menggendong dan menyusuinya, mengajaknya bicara dan bercanda, hingga ia mulai bisa duduk dan merangkak dan kemudian berjalan. Nah, tahukah kamu bahwa fase merangkak ini adalah fase perkembangan bayi yang penting. 

Beberapa bayi mungkin melewatkan fase merangkak, dan langsung bisa berjalan. Melansir Cogni Kids, bayi baru belajar dari usia enam bulan, atau kebanyakan pada usia 80-10 bulan. Namun hal ini bisa dipengaruhi oleh banyak faktor, seperti permukaan lantai rumah yang licin dan dingin, atau orangtua yang terlalu protektif. Padahal orangtua harus membiarkan bayi bisa merangkak, karena ada banyak manfaat yang bisa didapatkan.

Saat bayi mulai merangkak, mereka mengalami perkembangan, seperti:

  • Keterampilan Motorik Kasar. Merangkak adalah gerakan yang melibatkan lengan, kaki, atau seluruh tubuh bayi. Keterampilan-keterampilan ini penting karena mereka melatih fisik untuk dapat berjalan, berlari, dan melompat.
  • Keterampilan Motorik Halus. Merangkak juga melibatkan penguatan otot-otot kecil di tubuh seperti tangan dan jari. Otot-otot ini juga kelak berguna untuk memahami hal-hal lain, menggerakkan mulut atau mengunyah, dan bahkan memakai pakaian.
  • Keseimbangan. Saat mulai merangkak, bayi mencapai keseimbangan tubuhnya. Ini adalah persyaratan fisik yang penting bagi bayi untuk mengumpulkan rasa percaya diri dan kemampuan untuk melangkah ke fase berikutnya yaitu berjalan.
  • Koordinasi Tangan, Kaki, dan Mata. Mata berguna untuk mengarahkan perhatian dan tangan untuk melaksanakan tugas. Koordinasi keduanya penting untuk bayi kelak saat belajar menulis dan menendang bola.

Cara Membantu Bayi Belajar Merangkak

Ada beberapa cara yang dapat dilakukan orang tua dalam membantu bayinya belajar merangkak, yaitu:

  • Luangkan waktu untuk tummy time atau tengkurap
    Hal ini sangat penting karena posisi tengkurap dapat menguatkan seluruh otot pada tubuh bayi, terutama leher, bahu, dan kepala yang nantinya dapat membantu ia belajar merangkak.
  • Ajari bayi meraih objek atau benda yang ditempatkan di sekitarnya.
    Bisa dimulai dengan meletakkan mainan atau benda yang ia suka di tempat yang tidak jauh dari jankauannya, kemudian pancing ia untuk meraih benda tersebut. Hal ini dapat membantu perkembangan motoriknya. Namun, pastikan tidak ada benda berbahaya di sekitarnya
  • Singkirkan semua barang yang dapat berbahaya untuk bayi
    Pastikan tidak ada barang yang berpotensi membahayakan atau membuat bayi cedera, sewaktu belajar merangkak. Misalnya furnitur dan barang berbahan kaca, keras, atau berat.
  • Hindari baby walker
    Baby walker merupakan alat yang dirancang untuk memudahkan bayi berjalan. Namun, penggunaan alat ini juga berisiko besar menyebabkan bayi cedera, terutama jika tidak diawasi penuh oleh orang tua.

Merangkak merupakan salah satu proses tumbuh kembang bayi yang perlu diperhatikan orang tua. Konsultasikan lebih lanjut dengan dokter atau terapis, jika bayi tampak mengalami keterlambatan atau kesulitan merangkak.

Bahaya Baby Walker pada Anak

Pencapaian kemampuan berjalan anak berbeda-beda pada umumnya anak berjalan 12-15 bulan dan apabila anak bunda memberikan latihan menggunakan baby walker dapat mengakibatkan kelainan kaki pada anak, yaitu pada tulang paha karena saat posisi duduk di baby walker adalah duduk sambil mengangkang.

Selain itu beberapa dampak penggunaan baby walker yaitu mengganggu aktivitas motorik anak karena hanya melibatkan sebagian serabut motorik otot saja, menghambat kemampuan anak dalam menggulingkan badan, merangkak, dan merayap Padahal kemampuan tersebut merupakan tahapan bagi anak sebelum akhirnya anak bisa berdiri dan berjalan.

Pendapat inisejalan dengan perrnyataan Suryanto (2007), stimulasi dari orang tua dengan penggunaan Baby walker pada bayi juga dapat mempengaruhi perkembangan anak karena dapat menyebabkan anak tidak menggunakan otot panggulnya secara optimal, karena rangsangan baby walker hanya pada otot betis saja. Padahal untuk bisa berjalan dengan lancar dan benar, fungsi otot paha dan otot pinggul juga perlu dilatih.

Wirawan, Henny E (2009) menyebutkan bahwa keterlambatan berjalan bayi dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya adalah kemampuan anak untuk mencoba yang rendah, bobot tubuh kurang atau berlebihan, trauma yang dialami anak saat mencaba berjalan, gangguan suatu penyakit dan stimulasi dari orang tua yang kurang tepat seperti penggunaan baby walker pada bayi.

Menurut Aditama (2007) pada anak usia 9-15 bulan merupakan awal dari kematangan organ tubuh bagian kaki. Kaki mulai dapat menahan beban tubuhnya meski keseimbangan belum dapat dicapai. Pada usia ini anak sudah dapat duduk dengan sempurna, mengubah posisi dari duduk ke tengkurap atau sebaliknya secara seimbang. Anak juga dapat merangkak dengan bertumpu pada kedua tangan dan lututnya. Selain itu, anak sudah bisa berpegangan pada tepi sofa atau meja sebagai upaya untuk belajar berdiri. Di akhir tahun pertamanya, anak akan menunjukkan kemampuannya menggerakkan kaki dan melangkah sendiri untuk pertama kalinya.

Seharusnya yang perlu dilakukan oleh orang tua adalah memberikan rangsangan sewajarnya, waktu yang tidak berlebihan dan mengikuti insting anak. Oleh karena itu sebaiknya orang tua tidak menggunakan baby walker untuk memindahkan tugas orang tua dalam melatih bayinya berjalan. Cara terbaik mengajar berjalan adalah dengan cara menatihnya dan membiarkannya belajar melangkah dari satu tempat ke tempat lain dalam jarak dekat.