Kenali Retardasi Mental

Definisi mental retardasi menurut The American association on Mental Retardation (AAMR) 1992 dalam buku language disorders karya Robert E. Owns.JR, mendefinisikan mental retardasi sebagai berikut; Retardasi mental yaitu : Kelemahan atau ketidakmampuan kognitif yang muncul pada masa kanak-kanak (sebelum 18 tahun) ditandai dengan fase kecerdasan dibawah normal (IQ 70-75 atau kurang), dan disertai keterbatasan lain pada sedikitnya dua area berikut : berbicara dan berbahasa; keterampilan merawat diri; ADL; keterampilan sosial; penggunaan sarana masyarakat; kesehatan dan keamanan; akademik fungsional; bekerja dan rileks, dan lain-lain.

Karakteristik Mental Retardasi tergantung dari tipenya, adalah sebagai berikut:
a. Retardasi mental ringan
Kelompok ini merupakan bagian terbesar dari retardasi mental. Kebanyakan dari mereka ini termasuk dari tipe social-budaya dan diagnosis dibuat setelah anak beberapa kali tidak naik kelas. Golongan ini termasuk mampu didik, artinya selain dapat diajar baca tulis bahkan bisa sampai kelas 4-6 SD, juga bisa dilatih keterampilan tertentu sebagai bekal hidupnya kelak dan mampu mandiri seperti orang dewasa yang normal. Tetapi pada umumnya mereka ini kurang mampu menghadapi stress sehingga tetap membutuhkan bimbingan dari keluarganya.

b. Retardasi mental sedang
Kelompok ini kira-kira 12% dari seluruh penderita retardasi mental, mereka ini mampu latih tetapi tidak mampu didik. Taraf kemampuan intelektualnya hanya dapat sampai kelas dua SD saja, tetapi dapat dilatih menguasai suatu keterampilan tertentu, misalnya pertukangan, pertanian, dll. Apabila bekerja nanti mereka ini perlu pengawasan. Mereka juga perlu dilatih bagaimana mengurus diri sendiri. Kelompok ini juga kurang kurang mampu menghadapi stress dan kurang mandiri sehingga perlu bimbingan dan pengawasan.

c. Retardasi mental berat
Sekitar 7% dari seluruh penderita retardasi mental masuk kelompok ini. Diagnosis mudah ditegakkan secara dini karena selain adanya gejala fisik yang menyertai juga berdasarkan keluhan dari orang tua dimana anak sejak awal sudah terdapat keterlambatan perkembangan motorik dan bahasa. Kelompok ini termasuk tipe klinik. Mereka dapat dilatih hal dasar saja dan kemampuan berbicara yang sederhana, tidak dapat dilatih keterampilan kerja, dan memerlukan pengawasan dan bimbingan sepanjang hidupnya.


d. Retardasi mental sangat berat
Kelompok ini sekitar 1% dan termasuk dalam tipe klinik. Diagnosis dini mudah dibuat karena gejala baik mental dan fisik sangat jelas. Kemampuan berbahasanya sangat minimal. Mereka ini seluruh hidupnya tergantung orang disekitarnya. Masalah – masalah yang dihadapi oleh anak mental retardasi perkembangan fungsi inteletual anak mr yang rendah dan disertai dengan perkembangan perilaku adaptif yang rendah akan berakibat langsung pada kehidupan mereka sehari hari,

Sehingga banyak mengalami kesulitan dalam hidupnya, masalah-masalah yang dihadapi oleh anak MR meliputi :
a. Masalah belajar
b. Masalah penyesuaian diri terhadap lingkungan,
c. Masalah gangguan bahasa dan bicara
d. Masalah kepribadaian

“Empeng” Apakah baik diberikan pada bayi ??

Refleks mengisap adalah salah satu daya refleks paling penting yang dimiliki bayi, terutama bila dipasangkan dengan refleks mencari. Bunda juga bisa menguji Refleks Mengisap Jika menyentuh langit-langit mulut bayi dengan jari, dot atau puting, secara naluriah ia akan mulai mengisap. Usia sekitar dua atau tiga bulan, isapan bayi Ibu akan menjadi hasil usaha yang sadar dan bukan lagi sebuah refleks.

Yang perlu disadari adalah setiap bayi menunjukkan refleks ini, tidak mesti berarti dia lapar. Mengisap adalah aktivitas menyenangkan dan menenangkan bagi bayi. Para bayi juga memiliki refleks tangan-ke-mulut yang sejalan dengan refleks mencari dan mengisap, dan mungkin juga mengisap jari-jari atau tangan.

Lalu apakah ada dampak negatif jika bayi diberikan empeng?

Memberikan empeng untuk bayi sudah menjadi hal biasa yang banyak dilakukan oleh para ibu. Apalagi bagi ibu yang masih bekerja, keberadaan empeng akan sangat membantu untuk membuat Si Kecil tetap tenang. Sebenarnya memberi empeng pada bayi boleh-boleh saja. Namun sebelum ibu memutuskan untuk melakukan hal tersebut, sebaiknya ketahui dulu dampak negatif memberi empeng pada bayi.

Sejak lahir, bayi sudah memiliki refleks alami untuk mengisap. Itulah mengapa bayi sangat suka dan selalu minta “nenen”. Selain karena lapar, mengisap puting ibu juga bisa membuatnya merasa lebih tenang dan nyaman. Namun, sebagian ibu tidak bisa selalu berada di sisi bayi, sehingga untuk memenuhi keinginan Si Kecil untuk mengisap, pemberian empeng pada bayi dapat menjadi solusi yang tepat. Namun apakah dampak negatif jika terus menerus diberi empeng.

1. Mengganggu Pertumbuhan Gigi

Empeng yang diberikan pada bayi yang belum memiliki gigi justru bisa menghambat pertumbuhan giginya. Saat bayi menggigit-gigit empeng, gigi yang akan keluar terus tertahan empeng, sehingga akibatnya gigi akan sulit tumbuh keluar. Saat giginya sudah tumbuh pun, mengisap empeng bisa mengganggu pertumbuhan gigi. Gigi depannya dapat tumbuh miring atau cenderung maju ke depan.

2. Memengaruhi Lengkungan Rahang

Tidak hanya mengganggu pertumbuhan gigi, empeng pada bayi bisa membuat lengkungan rahang Si Kecil menjadi tidak bagus. Ketika Si Kecil tumbuh gigi, adakalanya ia menggigit atau menarik empeng dengan giginya. Tekanan yang ditimbulkan ini bisa memengaruhi bentuk rahang dan gigi.

3. Tidak Higienis

Empeng bayi bisa saja secara tidak sengaja terjatuh ke lantai sebelum diisapnya sehingga berisiko untuk mengalami infeksi mulut. Jika empeng yang terjatuh diberikan lagi tanpa disterilkan terlebih dahulu, kuman dan virus dari lantai mungkin saja menempel dan masuk ke mulut Si Kecil.

4. Menyebabkan Bingung Puting

Beberapa bayi yang mengisap empeng terkadang mengalami bingung puting saat menyusu langsung dari payudara ibu. Maka dari itu, ibu sebaiknya tidak memberi empeng pada Si Kecil ketika ia baru berusia beberapa minggu. Sebelum memberi empeng pada bayi, ada baiknya ibu melatih bayi agar bisa menyusu dari payudara langsung dengan baik dan benar. Hal ini juga baik untuk mencegah anak lebih menyukai empeng daripada puting ibunya.

5. Menyebabkan Ketergantungan

Terlalu sering memberikan empeng pada Si Kecil, bisa membuatnya terlalu bergantung pada empeng. Akhirnya, Si Kecil baru bisa tidur setelah mengisap empeng. Kebiasaan ini dikhawatirkan akan berlanjut sampai anak masuk usia sekolah. Hal ini akan berdampak pada tumbuh kembang dan kemandiriannya. Anak juga akan merasa minder jika ia diejek akibat masih ngempeng. Untuk menghindari ketergantungan pada empeng, sebaiknya batasi penggunaan empeng setiap harinya.

Mengenal Virus Torch

TORCH merupakan akronim dari Toxoplasma, Rubella, Cytomegalovirus dan Herpes. Infeksi TORCH merupakan gangguan pada kehamilan yang bisa membahayakan janin. Jika ibu yang sedang hamil mengalami infeksi TORCH, hal ini bisa menyebabkan anak mengalaminya juga melalui peredaran darah. Apalagi dengan kondisi bayi yang masih berada di uterus, maka sistem imunnya belum bisa melawan infeksi tersebut. Namun, bila diketahui di awal masa kehamilan, risiko penularan dari ibu pada janin bisa dikurangi sehingga cacat bawaan bisa dicegah.

1.      Toksoplasma

Toksoplasma jarang terjadi dan disebabkan oleh parasit. Parasit ini biasanya masuk ke tubuh melalui mulut. Sehingga bisa mendapatkan penyakit ini dari makan makanan seperti daging yang kurang matang. Jika ibu hamil terinfeksi, maka hal tersebut dapat menularkan infeksi ke bayi yang belum lahir.

Masalah yang bisa dialami bayi jika ia terinfeksi toksoplasma meliputi:

  • Kerusakan otak
  • Peradangan pada bagian mata, yang dapat menyebabkan kebutaan
  • Keterlambatan kemampuan menggunakan otot (motor) dan perkembangan lainnya
  • Kejang
  • Terlalu banyak cairan di otak (hidrosefalus)

Cara Mencegah Toksoplasma:

  • Jangan makan daging yang kurang matang atau telur mentah.
  • Jauhkan dari kotoran kucing dan kotoran kucing.
  • Hindari serangga, seperti lalat, yang ada di sekitar kotoran kucing

2.       Other Agents (HIV, Sifilis, Fifth Disease, dan Varicella)

  • HIV

Ciri-ciri penyakit TORCH selanjutnya bisa dilihat dari HIV yang termasuk dalam salah satu infeksi. Jika positif mengidap HIV, tes mungkin tidak menunjukkan bahwa bayi didalam kandungan memilikinya saat lahir, tetapi dapat muncul kemudian, bahkan setelah ia berusia 6 bulan. Bayi mungkin memiliki gejala seperti pertumbuhan yang tertunda, pneumonia, atau pembengkakan kelenjar getah bening dan perut. Jika kamu memiliki HIV dan sedang hamil atau berencana untuk hamil, obat anti-retroviral dapat membantu menurunkan kemungkinan ibu menularkan virus ke bayi. 

  • Sifilis

Ibu hamil pada tahap pertama atau kedua yang memiliki penyakit menular seksual sifilis ini dapat menularkannya kepada bayi mereka dengan kemungkinan 75% jika tidak segera ditangani. Nah, ciri-ciri penyakit TORCH juga bisa dilihat dari infeksi sifilis. Sifilis disebabkan oleh bakteri dan dapat menciptakan masalah serius selama perkembangan bayi. Banyak bayi yang mendapatkannya sebelum lahir tidak akan bertahan hidup cukup lama, atau akan mati tak lama setelah mereka lahir. Hampir setengah dari bayi akan lahir mati. Bayi yang lahir dengan sifilis dapat mengalami cacat tulang, anemia, meningitis, ruam kulit, dan masalah saraf yang dapat menyebabkan kebutaan dan ketulian. Jika hamil, harus dites untuk mengetahui apakah ibu mengidap sifilis. Jika hasil tes positif, dokter dapat mengobatinya dengan antibiotik. Jadi, dengan mengenali kondisi ibu, maka penyakit ini bisa ditangani dengan segera.

  • Fifth Disease (Penyakit Kelima) dan Varicella

Fifth Disease (Penyakit Kelima)

Salah satu ciri-ciri penyakit TORCH juga bisa dilihat dari fifth disease. Penyakit ini disebabkan oleh parvovirus B19. Masalah ini sebenarnya jarang terjadi pada ibu hamil dan bayinya. Sekitar 50% wanita memiliki sistem imun yang dapat melawan virus ini. Jadi bayi tidak akan terkena fifth disease ini. Namun, jika bayi mengidap penyakit ini, maka ia akan terserang anemia. Bahkan 5% wanita hamil akan keguguran karena infeksi penyakit ini. Karena tidak ada vaksin atau obat-obatan untuk mencegah penyakit kelima ini, penting untuk sering mencuci tangan dengan sabun dan air, dan menghindari berada di sekitar orang sakit. Jika ibu hamil, bicarakan dengan dokter tentang risikonya. 

Varicella

Cacar air disebabkan oleh virus varicella zoster, dan juga menyebabkan sindrom varicella bawaan pada bayi. Kecil kemungkinan ibu akan menularkan varicella ke bayi. Bahkan jika ibu terkena cacar air saat sedang hamil, hanya ada 2% kemungkinan ibu akan menularkannya. Namun, salah satu ciri-ciri penyakit TORCH ini tetap harus diperhatikan. Bayi yang lahir dengan varicella bawaan dapat mengalami cacat lahir. Jika kamu belum pernah menderita cacar air dan belum pernah divaksinasi, kamu harus divaksinasi setidaknya sebulan sebelum berencana hamil.   

3.      Rubella

Rubella adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus. Jika ibu menderita rubella, ibu akan mengalami beberapa gejala seperti demam ringan, sakit tenggorokan, dan ruam. Jika hamil dan terkena rubella pada trimester pertama, kemungkinan kamu akan menularkannya kepada bayi. Hal ini bisa menjadi masalah yang sangat serius, kamu bisa mengalami keguguran, atau bayi bisa mengalami cacat lahir yang parah. 3 bulan pertama kehamilan adalah saat rubella dapat menyebabkan sebagian besar masalah dalam perkembangan bayi. Itulah mengapa penting untuk memberi tahu dokter segera jika ibu merasa sudah mendapatkannya. Tidak ada obat untuk sindrom rubella bawaan, jadi pencegahan adalah kuncinya. Ibu  harus mendapatkan vaksin setidaknya 28 hari sebelum hamil untuk mencegah berbagai masalah. Hal ini tentunya sangat penting dalam mengenali ciri-ciri penyakit TORCH.

4.      Cytomegalovirus

Cytomegalovirus atau CMV, adalah infeksi pada kelompok virus herpes. Dan diperkirakan 50% orang dewasa memilikinya pada usia 30 tahun. Tidak ada obat untuk CMV, tetapi penyakit ini bisa sembuh dengan sangat cepat dan tidak menyebabkan masalah serius, kecuali saat sedang hamil. Jika sedang hamil, dapat menularkannya kepada anak yang belum lahir. Sekitar 1 dari 5 bayi yang lahir dengan CMV bawaan akan sakit atau memiliki masalah jangka panjang seperti, Gangguan pendengaran dan penglihatan, Penyakit kuning, Ukuran kelahiran kecil, Masalah paru-paru, Kejang, Kelemahan otot, hingga Cacat mental. Jadi kamu harus benar-benar memerhatikan ciri-ciri penyakit TORCH satu ini.

5.      Herpes simpleks

Ciri-ciri penyakit TORCH juga bisa dilihat dari Herpes Simpleks. Seperti CMV, herpes adalah infeksi seumur hidup, tetapi bisa tidak aktif dalam jangka waktu tertentu. Penyakit ini juga cukup umum dikenal. Ada dua jenis herpes yakni HSV-1, yang dapat menyebabkan lepuh di sekitar mulut, tetapi juga dapat ditularkan ke alat kelamin. Sedangkan HSV-2 adalah penyebab herpes genital, dan dapat menyebabkan lecet atau luka terbuka pada alat kelamin atau anus. Ini juga dapat menyebabkan herpes oral. 

Penularkan herpes ke bayi dengan beberapa cara :

  • Saat bayi berada di rahim (Walaupun jarang terjadi)
  • Mengalami wabah genital selama persalinan. Ini adalah cara paling umum bayi terinfeksi.
  • Bayi juga bisa mendapatkan herpes saat baru lahir. 
  • Jika hamil dan terkena herpes di akhir kehamilan, kemungkinan menularkannya ke bayi bisa lebih tinggi. Jika memiliki wabah yang aktif, mungkin sebaiknya  melakukan operasi sesar, dan melakukan tindakan pencegahan lainnya. Selalu perikasakn diri ke dokter.

Mari kenali macam-macam reflek Primitif pada bayi baru lahir

Reflek bayi baru lahir atau disebut juga reflek primitif adalah gerakan spontan yang secara alami dilakukan oleh bayi ketika ia mendapatkan sebuah rangsangan tertentu. Gerakan-gerakan ini muncul sejak bayi lahir dan akan hilang dengan sendirinya seiring usianya bertambah.

Reflek bayi yang baik menandakan bahwa bayi dalam kondisi sehat, serta memiliki aktivitas saraf dan otak yang bagus. Yuk, kenali macam-macam reflek primitif.

  1. Graps reflex (refleks menggenggam)

Ketika bunda menyentuh telapak tangan adek, ia bisa menggenggam jari bunda dengan sangat erat. Gerakan ini dikenal dengan istilah refleks menggenggam (graps reflex). Umumnya, refleks menggenggam pada anak akan menghilang ketika berusia 5-6 bulan.

Gerakan refleks ini tidak hanya terjadi pada tangan saja, tapi juga pada kaki. Ketika bunda meletakan jari di bawah jari kaki si kecil, jari-jari kakinya akan menekuk ke arah jari bunda seperti mau menggenggam. Berbeda dengan tangan, gerakan refleks kaki ini baru menghilang pada usia 9-12 bulan.

  • Asymmetric tonic neck reflex

Refleks ini terjadi ketika bayi dalam posisi terbaring dan kepalanya ditengokkan. Jika kepala Si Kecil ditengokkan ke satu sisi, ia akan memanjangkan lengan dan kaki di sisi yang sama, juga menekuk lengan dan kaki di sisi yang berbeda.

Posisi ini sering disebut dengan posisi anggar karena serupa dengan posisi pemain anggar saat bermain. Refleks ini akan menghilang ketika Si Kecil berusia 5–7 bulan.

  • Refleks Moro

Refleks Moro sering disebut dengan refleks kejut sebab biasanya akan muncul ketika bayi merasa terkejut.

Saat terkejut karena suatu hal, misalnya karena suara yang keras atau gerakan yang tiba-tiba, bayi akan merentangkan kedua tangannya dengan telapak tangan menghadap ke atas, lalu menariknya kembali. Terkadang, bayi juga akan menangis.

  • Rooting reflex

Rooting reflex terjadi saat sudut mulut bayi disentuh. Ketika mendapatkan rangsangan seperti itu, bayi akan memutar kepalanya, membuka mulut, dan siap menghisap mengikuti arah rangsangan tersebut.

Refleks ini sangat membantu Si Kecil untuk menemukan payudara atau botol susu ketika ia ingin menyusu. Rooting reflex umumnya akan menghilang ketika Si Kecil berusia 4 bulan.

  • Refleks Babinski

Refleks Babinski akan muncul ketika Bunda menggoreskan jari bunda ke telapak kaki Si Kecil dari tumit, ke sisi luar telapak kaki, hingga ke bawah ibu jarinya. Ibu jari kakinya akan mengarah ke atas dan jari-jari lainnya akan terbuka. Refleks ini umumnya akan menetap hingga Si Kecil berusia 2 tahun, tapi bisa juga menghilang sejak usia 1 tahun.

  • Sucking reflex (refleks menghisap)

Ketika bagian langit-langit mulut bayi tersentuh, ia akan refleks melakukan gerakan mengisap. Refleks ini berguna untuk kemampuan menyusu Si Kecil dan biasanya mulai sempurna saat ia berusia 36 minggu di dalam kandungan. Inilah mengapa bayi yang prematur cenderung tidak mahir menyusu.

  • Stepping reflex

Refleks ini juga dikenal dengan istilah walking atau dance reflex, karena gerakannya menyerupai orang yang sedang berjalan atau menari. Refleks ini terjadi ketika tubuh bayi diangkat dan kakinya menyentuh permukaan padat, seperti tanah atau lantai. Refleks ini akan menghilang setelah Si Kecil berusia 3 bulan.

Ketujuh refleks bayi baru lahir yang telah dipaparkan di atas adalah respons alami bayi sejak ia dilahirkan. Dengan memperhatikan refleks ini pada Si Kecil, Bunda juga bisa memperhatikan tumbuh kembangnya.

Flatfoot? Apa pengaruhnya terhadap keseimbangan anak?

Keseimbangan merupakan suatu fungsi tubuh yang sangat vital bagi manusia seperti halnya panca-indera. Dalam hal ini keseimbangan didukung oleh sistem muskuloskeletal dan bidang tumpu. Salah satu faktor yang dapat menyebabkan gangguan keseimbangan pada anak yaitu gangguan muskuloskeletal berupa kelainan bentuk telapak kaki (flat foot).

Kaki datar atau flat foot adalah kondisi dimana telapak kaki tidak memiliki lengkungan pada bagian dalam. Bentuk telapak kaki datar disebabkan karena lengkungan tulang-tulang menjadi lebih rata, hal ini bisa terjadi akibat adanya luka pada kaki dan mata kaki atau timbul karena ganggu        an keseimbangan yang terjadi akibat traumatik atau perubahan bentuk (deformitas) pada tulang belakang.

Pada masa tumbuh kembang, sebagian besar anak mengalami penebalan jaringan lunak pada sisi dalam telapak kakinya, keadaan ini akan menurun seiring dengan masa pertumbuhannya. Lengkungan ini berfungsi untuk meningkatkan kecepatan dan kelincahan selama berjalan serta memberikan stabilitas dan fleksibilisasi.

Terdapat dua tipe pada kondisi flat foot, yaitu tipe fleksible flat foot dan rigid flat foot. Fleksible flat foot adalah kondisi yang sebagianbesar terjadi karena faktor fisiologis, dan untuk penanganannya tidak memerlukan pembedahan. Sedangkan rigid flat foot adalah kondisi kelainan yang sifatnya struktural.

Pada fleksible flat foot sebagian besar anak-anak mengalami kondisi ini karena lengkung kakinya belum terbentuk sempurna. Namun, kondisi ini dapat berkembang sampai dewasa. Ketika fleksible flat foot menimbulkan keluhan nyeri pada kaki, maka perlu diwaspadai. Biasanya pada kondisi seperti ini perlu mendapatkan penanganan lebih lanjut karena rasa sakit tentunya akan berdampak pada keterbatasan aktivitas. Rigid flat foot merupakan kelainan kakidatar patologis yang biasanya menimbulkan nyeri, keterbatasan, dan membutuhkan penanganan. Pada kondisi ini seseorang tidak memiliki lengkung kaki sama sekali

Menurut Lendra, 2009, derajat flat foot terbagi menjadi 3 derajat yaitu:

  1. Derajat 1: kaki masih punya arkus meski sangat sedikit
  2. Derajat 2: kaki sudah tak punya arkus sama sekali
  3. Derajat 3: pada derajat ini, kaki tak hanya tidak punya arkus, namun juga terbentuk sudut di pertengahan kaki yang arahnya ke luar

Flat foot menyebabkan ketidakstabilan padakaki sebagai penumpu tubuh. Hal ini dapat mempengarui gerakan normal berjalan yang mengakibatkan kelelahan, nyeri, dan membatasi aktivitas berjalan. flat foot jika diderita maka seseorangtidak hanya sukar berjalan, tetapi juga mengalami masalah keseimbangan badan.

Towel curl exercise merupakan salah satubentuk latihan penguatan otot pada kaki dengan cara mencengkramkan jari-jari kaki yang bertujuan untuk meningkatkan fungsional pada ankle. Towel curl exercise merupakan suatu bentuklatihan strengthening (penguatan) dimana latihan tersebut merupakan latihan yang digunakan untuk mengaktivasi otot dengan maksimal dan terfokus pada gerakan yang melibatkan kerja otot inti. Ketika otot inti teraktivasi, maka akan menciptakan stabilisasi yang baik sehingga berdampak pada peningkatan keseimbangan.

Pasien diminta untuk duduk dan kaki menempel pada lantai. Tempatkan handuk atau kertas tisu di bawah kaki, kemudian instruksikan responden untuk menggulung kain tersebut dengan cara mencengkram jari-jari kaki melawan hambatan lantai dan kemudian merapikannya kembali dengan menjaga tumit tetap menempel pada lantai. Pada saat menggulung kain dengan jari-jari kakinya, kontraksikan dengan kuat cengkraman pada kain selama 5 detik untuk setiap pengulangannya.

Mengenal Kelainan Jantung Bawaan pada Anak

Jantung merupakan organ vital yang memegang peran penting pada kehidupan setiap insan, termasuk bayi dan anak yang sedang mengalami tumbuh kembang. Struktur dan fungsi jantung yang normal sangat dibutuhkan untuk mempertahankan peredaran darah yang stabil guna mencukupi kebutuhan oksigen dan nutrisi tubuh seorang anak. Sayangnya, 7 hingga 8 bayi per 1000 kelahiran hidup dilahirkan dengan penyakit jantung bawaan (PJB). Relatif tingginya angka kejadian PJB menyebabkan kelainan ini merupakan kelainan bawaan tersering di antara kelainan-kelainan bawaan jenis lain, seperti kelainan bawaan saluran cerna, paru, ginjal, anggota gerak, dsb.

penyakit jantung bawaan

Anak dengan PJB memiliki kelainan struktur jantung yang dapat berupa lubang atau defek pada sekat ruang-ruang jantung, penyempitan atau sumbatan katup atau pembuluh darah yang berasal atau bermuara ke jantung, ataupun abnormalitas konfigurasi jantung serta pembuluh darah. Kelainan struktur tersebut dapat bersifat tunggal ataupun berkombinasi sehingga menimbulkan PJB kompleks. Kendati terdapat ratusan bahkan ribuan tipe kelainan, secara garis besar PJB dapat dikelompokkan menjadi dua tipe. Tipe pertama disebut dengan PJB biru (sianotik), yaitu jenis PJB yang menyebabkan warna kebiruan (sianosis) pada kulit dan selaput lender terutama di daerah lidah/bibir dan ujung-ujung anggota gerak akibat kurangnya kadar oksigen di dalam darah. Tipe yang kedua disebut dengan PJB non-sianotik, yaitu PJB yang tidak menimbulkan warna kebiruan pada anak. PJB non-sianotik umumnya menimbulkan gejala gagal jantung yang ditandai dengan sesak yang memberat saat menetek/beraktivitas, bengkak pada wajah, anggota gerak, serta perut, dan gangguan pertumbuhan yang menyebabkan kekurangan gizi.

Mengenali Gejala PJB

Tergantung pada jenis dan kompleksitas kelainan, gejala dan tanda PJB dapat dikenali sejak lahir atau sebaliknya hanya menimbulkan gejala minimal, seperti berat badan sulit naik atau infeksi saluran napas berulang sehingga tidak terdeteksi hingga dewasa. Dokter biasanya mencurigai adanya PJB bila mendeteksi adanya tanda/gejala gagal jantung, kebiruan, ataupun mendengar kelainan bunyi atau bising jantung. Masalahnya, sering kali PJB tidak memberikan gejala/tanda yang khas saat bayi baru lahir mengingat sirkulasi darah dan sistem pernapasan masih mengalami transisi dari masa janin ke periode pascalahir. Untuk itu, perlu pemantauan yang cermat untuk mendeteksi adanya PJB. Deteksi dan identifikasi PJB sangat penting mengingat timing yang tepat untuk tindakan pengobatan berbeda-beda menurut jenis dan berat-ringannya kelainan. Terdapat PJB yang memerlukan tindakan operasi/intervensi kateter segera setelah lahir, tetapi sebaliknya terdapat tipe kelainan yang hanya memerlukan pemantauan hingga anak tumbuh dewasa. Saat ini hampir semua tipe PJB dapat dikoreksi, baik melalui tindakan operasi ataupun intervensi kateter (non-bedah).

Mengenali Faktor Risiko PJB

Sejauh ini, penyebab PJB belum diketahui secara pasti, tetapi berdasarkan penelitian, diduga bersifat multifaktorial, yaitu melibatkan kerentanan genetik (bawaan) dan faktor lingkungan. Paparan rokok saat kehamilan (baik ibu perokok aktif maupun pasif), konsumsi obat-obatan tertentu, infeksi pada kehamilan, diabetes melitus, dan sindrom atau kelainan genetik tertentu, seperti sindrom Down, dilaporkan meningkatkan risiko kelainan jantung bawaan pada bayi. Yang penting diperhatikan adalah pembentukan jantung terjadi di masa awal kehamilan dan hampir selesai pada 4 minggu setelah pembuahan, yaitu saat Ibu sering kali baru menyadari kehamilannya. Untuk itu, penting bagi setiap Ibu untuk menjaga kesehatan dan asupan nutrisi saat mempersiapkan dan selama periode kehamilan.