Flatfoot? Apa pengaruhnya terhadap keseimbangan anak?

Keseimbangan merupakan suatu fungsi tubuh yang sangat vital bagi manusia seperti halnya panca-indera. Dalam hal ini keseimbangan didukung oleh sistem muskuloskeletal dan bidang tumpu. Salah satu faktor yang dapat menyebabkan gangguan keseimbangan pada anak yaitu gangguan muskuloskeletal berupa kelainan bentuk telapak kaki (flat foot).

Kaki datar atau flat foot adalah kondisi dimana telapak kaki tidak memiliki lengkungan pada bagian dalam. Bentuk telapak kaki datar disebabkan karena lengkungan tulang-tulang menjadi lebih rata, hal ini bisa terjadi akibat adanya luka pada kaki dan mata kaki atau timbul karena ganggu        an keseimbangan yang terjadi akibat traumatik atau perubahan bentuk (deformitas) pada tulang belakang.

Pada masa tumbuh kembang, sebagian besar anak mengalami penebalan jaringan lunak pada sisi dalam telapak kakinya, keadaan ini akan menurun seiring dengan masa pertumbuhannya. Lengkungan ini berfungsi untuk meningkatkan kecepatan dan kelincahan selama berjalan serta memberikan stabilitas dan fleksibilisasi.

Terdapat dua tipe pada kondisi flat foot, yaitu tipe fleksible flat foot dan rigid flat foot. Fleksible flat foot adalah kondisi yang sebagianbesar terjadi karena faktor fisiologis, dan untuk penanganannya tidak memerlukan pembedahan. Sedangkan rigid flat foot adalah kondisi kelainan yang sifatnya struktural.

Pada fleksible flat foot sebagian besar anak-anak mengalami kondisi ini karena lengkung kakinya belum terbentuk sempurna. Namun, kondisi ini dapat berkembang sampai dewasa. Ketika fleksible flat foot menimbulkan keluhan nyeri pada kaki, maka perlu diwaspadai. Biasanya pada kondisi seperti ini perlu mendapatkan penanganan lebih lanjut karena rasa sakit tentunya akan berdampak pada keterbatasan aktivitas. Rigid flat foot merupakan kelainan kakidatar patologis yang biasanya menimbulkan nyeri, keterbatasan, dan membutuhkan penanganan. Pada kondisi ini seseorang tidak memiliki lengkung kaki sama sekali

Menurut Lendra, 2009, derajat flat foot terbagi menjadi 3 derajat yaitu:

  1. Derajat 1: kaki masih punya arkus meski sangat sedikit
  2. Derajat 2: kaki sudah tak punya arkus sama sekali
  3. Derajat 3: pada derajat ini, kaki tak hanya tidak punya arkus, namun juga terbentuk sudut di pertengahan kaki yang arahnya ke luar

Flat foot menyebabkan ketidakstabilan padakaki sebagai penumpu tubuh. Hal ini dapat mempengarui gerakan normal berjalan yang mengakibatkan kelelahan, nyeri, dan membatasi aktivitas berjalan. flat foot jika diderita maka seseorangtidak hanya sukar berjalan, tetapi juga mengalami masalah keseimbangan badan.

Towel curl exercise merupakan salah satubentuk latihan penguatan otot pada kaki dengan cara mencengkramkan jari-jari kaki yang bertujuan untuk meningkatkan fungsional pada ankle. Towel curl exercise merupakan suatu bentuklatihan strengthening (penguatan) dimana latihan tersebut merupakan latihan yang digunakan untuk mengaktivasi otot dengan maksimal dan terfokus pada gerakan yang melibatkan kerja otot inti. Ketika otot inti teraktivasi, maka akan menciptakan stabilisasi yang baik sehingga berdampak pada peningkatan keseimbangan.

Pasien diminta untuk duduk dan kaki menempel pada lantai. Tempatkan handuk atau kertas tisu di bawah kaki, kemudian instruksikan responden untuk menggulung kain tersebut dengan cara mencengkram jari-jari kaki melawan hambatan lantai dan kemudian merapikannya kembali dengan menjaga tumit tetap menempel pada lantai. Pada saat menggulung kain dengan jari-jari kakinya, kontraksikan dengan kuat cengkraman pada kain selama 5 detik untuk setiap pengulangannya.

Mengenal Kelainan Jantung Bawaan pada Anak

Jantung merupakan organ vital yang memegang peran penting pada kehidupan setiap insan, termasuk bayi dan anak yang sedang mengalami tumbuh kembang. Struktur dan fungsi jantung yang normal sangat dibutuhkan untuk mempertahankan peredaran darah yang stabil guna mencukupi kebutuhan oksigen dan nutrisi tubuh seorang anak. Sayangnya, 7 hingga 8 bayi per 1000 kelahiran hidup dilahirkan dengan penyakit jantung bawaan (PJB). Relatif tingginya angka kejadian PJB menyebabkan kelainan ini merupakan kelainan bawaan tersering di antara kelainan-kelainan bawaan jenis lain, seperti kelainan bawaan saluran cerna, paru, ginjal, anggota gerak, dsb.

penyakit jantung bawaan

Anak dengan PJB memiliki kelainan struktur jantung yang dapat berupa lubang atau defek pada sekat ruang-ruang jantung, penyempitan atau sumbatan katup atau pembuluh darah yang berasal atau bermuara ke jantung, ataupun abnormalitas konfigurasi jantung serta pembuluh darah. Kelainan struktur tersebut dapat bersifat tunggal ataupun berkombinasi sehingga menimbulkan PJB kompleks. Kendati terdapat ratusan bahkan ribuan tipe kelainan, secara garis besar PJB dapat dikelompokkan menjadi dua tipe. Tipe pertama disebut dengan PJB biru (sianotik), yaitu jenis PJB yang menyebabkan warna kebiruan (sianosis) pada kulit dan selaput lender terutama di daerah lidah/bibir dan ujung-ujung anggota gerak akibat kurangnya kadar oksigen di dalam darah. Tipe yang kedua disebut dengan PJB non-sianotik, yaitu PJB yang tidak menimbulkan warna kebiruan pada anak. PJB non-sianotik umumnya menimbulkan gejala gagal jantung yang ditandai dengan sesak yang memberat saat menetek/beraktivitas, bengkak pada wajah, anggota gerak, serta perut, dan gangguan pertumbuhan yang menyebabkan kekurangan gizi.

Mengenali Gejala PJB

Tergantung pada jenis dan kompleksitas kelainan, gejala dan tanda PJB dapat dikenali sejak lahir atau sebaliknya hanya menimbulkan gejala minimal, seperti berat badan sulit naik atau infeksi saluran napas berulang sehingga tidak terdeteksi hingga dewasa. Dokter biasanya mencurigai adanya PJB bila mendeteksi adanya tanda/gejala gagal jantung, kebiruan, ataupun mendengar kelainan bunyi atau bising jantung. Masalahnya, sering kali PJB tidak memberikan gejala/tanda yang khas saat bayi baru lahir mengingat sirkulasi darah dan sistem pernapasan masih mengalami transisi dari masa janin ke periode pascalahir. Untuk itu, perlu pemantauan yang cermat untuk mendeteksi adanya PJB. Deteksi dan identifikasi PJB sangat penting mengingat timing yang tepat untuk tindakan pengobatan berbeda-beda menurut jenis dan berat-ringannya kelainan. Terdapat PJB yang memerlukan tindakan operasi/intervensi kateter segera setelah lahir, tetapi sebaliknya terdapat tipe kelainan yang hanya memerlukan pemantauan hingga anak tumbuh dewasa. Saat ini hampir semua tipe PJB dapat dikoreksi, baik melalui tindakan operasi ataupun intervensi kateter (non-bedah).

Mengenali Faktor Risiko PJB

Sejauh ini, penyebab PJB belum diketahui secara pasti, tetapi berdasarkan penelitian, diduga bersifat multifaktorial, yaitu melibatkan kerentanan genetik (bawaan) dan faktor lingkungan. Paparan rokok saat kehamilan (baik ibu perokok aktif maupun pasif), konsumsi obat-obatan tertentu, infeksi pada kehamilan, diabetes melitus, dan sindrom atau kelainan genetik tertentu, seperti sindrom Down, dilaporkan meningkatkan risiko kelainan jantung bawaan pada bayi. Yang penting diperhatikan adalah pembentukan jantung terjadi di masa awal kehamilan dan hampir selesai pada 4 minggu setelah pembuahan, yaitu saat Ibu sering kali baru menyadari kehamilannya. Untuk itu, penting bagi setiap Ibu untuk menjaga kesehatan dan asupan nutrisi saat mempersiapkan dan selama periode kehamilan.

Pengaruh Art therapy pada anak berkebutuhan khusus

Bund sudah pernah dengar tentang Art therapy?

Masih terdengar asing kah?? Atau sudah familiar mendengarnya??

Apa sih Art Therapy itu ???

Seni selain dapat dinikmati, juga dapat digunakan sebagai salah satu upaya untuk menyalurkan emosi dan perasaan, bahkan seni juga dapat digunakan sebagai salah satu media yang dapat digunakan dalam terapi anak berkebutuhan khusus,  selain itu anak-anak cenderung memiliki ketertarikan pada aktivitas yang melibatkan banyak warna, hal tersebut akan menarik perhatian pada anak.

Art Therapy atau biasa disebut dengan terapi seni merupakan salah satu metode yang dapat digunakan pada anak anak dengan berkebutuhan khusus yang mengalami hambatan atau keterlambatan dalam perkembangannya, seperti perkembangan fisik, emosi, , kondisi mental dan perilaku, selain itu Art Therapy juga dapat digunakan untuk melihat kemampuan masing masing anak dan menuangkan gagasan gagasan serta ide-ide yang dimiliki oleh anak. Metode ini dapat digunakan pada profesi termasuk komunitas dan rumah sakit yang berbasis seniman, psikiater, terapis okupasi, perawat, pekerja sosial dan lain-lain.

Menurut American Art Therapy Association, terapi seni dapat digunakan untuk mengelola mental dan emosional, selain itu terapi ini dapat berpengaruh terhadap perkembangan anak. Terapi seni juga dapat membantu anak dalam berekspersi dan berkomunikasi. Pada anak dengan kondisi autisme terapi ini cukup efektif untuk meningatkan kualitas hidup dari anak dengan kondisi Autisme. Terapi ini juga membantu anak dengan kondisi Autisme dapat mengekpresikan perasaan yang di rasakannya. Saat anak mengekspresikan perasaanya hal tersebut juga membantu anak dalam mempelajari keterampilan perilaku dan komunikasi. Berdasarkan beberapa penelitian yang dilakukan oleh para ahli, terapi seni dapat membantu menyelesaikan masalah komunikasi pada anak autis. Pada anak dengan kondisi ADHD (Attention deficit Hiperaktif Disorder) yang ditandai dengan hiperaktif , impulsive dan kurangnya perhatian,  dengan Art Therapy anak dapat diarahkan pada aktivitas yang tepat dan bermakna, menggunakan keterampilan belajar visual dan anak mampu mengekspresikan diri.

Beberapa penelitian mengungkapkan bahwa Art Therapy dapat bermanfaat untuk memenuhi kebutuhan sensori yang kuat pada anak anak yang mengalami masalah pada gangguan sensori.  Unsur unsur terapeutik pada seni dianggap dapat mengembangkan motoric halus pada anak dan memberikan pengalaman yang berkaitan dengan bentuk, warna, tekstur untuk mempertajam indera visual dan peraba sehingga dapat membantu dalam proses perkembangan anak berkebutuhan khusus, merangsang hemisfer kanan, imajinasi dan berfikir abstrak.

Dalam penerapannya terapi seni menggunakan teknik kreatif seperti menggambar, melukis, membuat kolase, mewarnai, melalui aktivitas tersebut anak dapat mengekpresikan diri dan emosi mereka kedalam seni. Pada prinsipnya Art Therapy tidak melihat berkaitan dengan barang yang dihasilkan (End Product) melainkan tentang proses dari pembuatan seni tersebut melalui bahan bahan yang digunakan, perabaan dari bahan bahan seni dapat memberikan efek yang menenangkan. Proses pembuatan karya seni merupakan hal yang terpenting dalam terapi seni, sehingga hal tersebut dapat memberikan efek yang teurapetik pada anak berkebutuhan khusus.

Bagaimana bund sangat bermanfaat bukan untuk si kecil??

Yuk bundd buat si kecil tetap aktif !!! J

Kenali Apa itu tonus otot dan latihan yang relevan untuk anak

Apa itu tonus otot?

  • Jumlah ketegangan dalam otot saat istirahat
  • Semua otot mempertahankan tingkat ketegangan/ketahanan dalam peregangan saat otot sedang santai (inilah yang memungkinkan kita merespon rangsangan/reflek bergerak dengan cepat dan mudah saat diperlukan)
  • Tonus otot kita dapat berubah sepanjang hari
  • Hangguan pada tonus otot disebabkan oleh ketidakseimbangan pesan yang dikirim oleh otak untuk mengendur atau mengencangkan otot
  • Gangguan pesan ini dapat menyebabkan : 1) Hipotonus, 2) Untuk mengecilkan tonus saat istirahat, otot dan sendi mungkin terasa ‘terkulai’, 3) Ada terlalu banyak pesan yang menyuruh otot untuk rileks, 4) Sering muncul pada anak-anak, sehingga akan mengalami kesulitan dalam mempertahankan kendali badan dan kepala

Bagaimana kita bisa mengatur tonus otot?

  • Meningkatkan kekuatan otot
  • Latihan dan dorongan untuk mempertahankan posisi fungsional
  • Hipertonus
  • Terlalu banyak tonus otot saat istirahat = otot dan sendi mungkin terasa ‘kaku’
  • Ada terlalu banyak pesan yang menyuruh otot berkontraksi
  • Sering terjadi pada anak-anak yang akan mengalami kesulitan merangkak atau berjalan karena tungkai kaku

Bagaimana kita bisa mengatur tonus otot?

  • Memperbaiki kekuatan otot pada otot kaku dan berlawanan
  • Latihan dan dorongan untuk mempertahankan posisi dengan membenarkan posisi sendi.
  • Peregangan aktif/mobilisasi.

Yukk,,, Kenali “DOWN SYNDROME”

  1. Pengertian Down Syndrome

Down Syndrome adalah sebuah kelain pada seseorang yang disebabkan oleh ketidaksempurnaan pada pembentukan kromosom. Kromosom ini terbentuk akibat kegagalan sepasang kromosom untuk saling memisahkan diri saat terjadi pembelahan pada kromosom ke-21. Pada anak Down Syndrome kromosom mereka yang ke-21 tidak sepasang (dua) melainkan berjumlah tiga kromosom (trisomi), jadi jumlah total seluruh kromosom mencapai 47 buah.

  • Faktor Resiko Down Syndrome
  • Kromosom, terdapat 3 jenis pola kromosom yang mengakibatkan Down Syndrome yaitu trisomi 21, translokasi dan mosaik. Hal ini menunjukkan bahwa proses pembentukan kromosom menjadi salah satu faktor utama penyebab Down Syndrome
  • Hamil di usia tua, resiko melahirkan bayi dengan Down Syndrome akan lebih tinggi pada wanita hamil yang berusia diatas 35 tahun, sedangkan umur ayah tidak berpengaruh
  • Ciri – ciri fisik pada anak Down Syndrome

Ciri – ciri fisik anak Down Syndrome terbagi dalam berbagai variasi mulai dari yang tidak tampak sama sekali, tampak minimal sampai tanda yang khas, berikut adalah ciri fisik anak Down Syndrome :

  1. Ciri yang paling khas yaitu kepala yang lebih kecil dari ukuran normal dengan bagian muka kepala mendatar.
  2. Tubuh yang pedek, wajah membulat, mulut selalu terbuka, hidung lebar dan datar
  3. Kemampuan bicara terhambat karena lidah tebal dan otot mulut yang lemah
  4. Mata yang kecil. Bagian luar mata yang terangkat naik (oblique palpebral fissures)
  5. Kelopak mata memiliki lipatan atau disebut sebagai epicanthic folds
  6. Ukuran telinga yang kecil dan berbentuk tidak normal (dysplastic ears)
  7. Kulit yang kering dan tipis
  8. Tangan lebih kecil dengan jari – jari yang pendek dan kelingking yang bengkok. Kelingking pada anak Down Syndrome hanya memiliki 2 ruas atau terkadang ruas kedua tumbuh miring
  9. Telunjuk dan ibu jari berjauhan (Sandal Foot)
  10. Pada telapak tangan terdapat garis yang melintang juga pada kaki (antara telunjuk dan ibu jari jarak lebih jauh daripada kaki orang normal)
  • Kelainan pada anak Down Syndrome

Pada umumnya anak yang memiliki kebutuhan khusus terutama Down Syndrome memiliki kelainan seperti :

  1. Penurunan tonus otot anggota gerak atas dan bawah
  2. Kekuatan otot menurun
  3. Terjadi gangguan keseimbangan
  4. Otot tubuh yang tidak normal
  5. Keterlambatan motorik
  • Edukasi pasien Down Syndrome
  • Melakukan pemeriksaan berkala untuk mengevaluasi kondisi fisik dan mental pasien dengan Down Syndrome
  • Edukasi pada keluarga pasien untuk selalu memberikan dukungan dari keluarga, pengasuh dan komunitas misalnya di Sekolah Luar Biasa (SLB)
  • Pasien dengan Down Syndrome membutuhkan intervensi terapi sedini mungkin seperti (fisioterapi, okupasi terapi, terapi wicara, terapi perilaku, dll) dengan tujuan agar pasien mampu melakukan aktivitas sehari hari secara mandiri tanpa bantuan orang lain. Pasien Down Syndrome juga memiliki potensi dan kemampuan yang bila dilatih dengan baik dapat menghasil prestasi.
  • Menyarankan pada orang tua penderita untuk mengikuti komunitas Down Syndrome dan membaca buku buku petunjuk mengenai cara merawat pasien Down Syndrome terutama pada masa transisi mereka dari anak – anak ke dewasa.

Bahaya W-sitting

Pernahkah Bunda mengamati posisi duduk Si Kecil? Apakah posisi duduk anak bersimpuh dengan kaki yang menekuk ke bagian luar tubuh? Jika iya, Bunda perlu memperhatikan beberapa hal berikut!!

Duduk dengan posisi W-sitting sangat berbahaya karena dapat berdampak buruk pada area kaki seperti pergelangan kaki & lutut, dan dapat memengaruhi postur tubuh di kemudian hari. Karena dalam posisi duduk seperti ini, kaki tertekuk mengarah keluar dan memutar otot mulai dari pergelangan kaki, lutut, hingga pinggul, yang juga dapat menyebabkan displasia atau dislokasi panggul.

Selain itu, duduk dengan posisi seperti ini dapat menyebabkan cedera otot dan menimbulkan rasa sakit.

Apabila W-sitting diabaikan, dapat menyebabkan keterlambatan perkembangan & kontrol tubuh, masalah ortopedi (tulang dan persendian) yang serius, serta terganggunya keterampilan motorik anak.

Menurut jurnal Effect of W-sitting on Standing Posture of Preschool Age Children, posisi duduk ‘W’ yang dilakukan setiap hari dapat meningkatkan risiko penyakit ortopedi, kerusakan ligamen anterior, atau nyeri punggung dalam proses pertumbuhan.
Anak duduk dengan posisi huruf ‘W’ terjadi secara tidak sadar. Anak melakukannya karena nyaman dan mudah untuk menyeimbangkan badan mereka. Alasan lain mengapa Si Kecil menyukai posisi ‘W’ karena posisi duduk ini lebih stabil. Mereka dapat memutar tubuh, meraih dan mengambil barang-barang dengan lebih mudah.

Berikut terdapat beberapa cara untuk mengatasi kebiasaan duduk dengan posisi W-sitting pada si kecil, antara lain:
• Bunda dapat menangkap kaki anak sebelum mengambil posisi W-sitting bahkan saat anak belajar untuk duduk.
• Anak harus ditempatkan dan diajarkan untuk mengambil posisi duduk yang lain seperti duduk bersila, duduk menyamping, duduk dengan kaki diluruskan, atau duduk di bangku kecil.
• Bantu anak untuk pindah ke posisi duduk yang lain, atau katakan, “Ayo, posisi kakinya diperbaiki ya, nak.”
• Konsisten dengan posisi duduk lain.
• Terapkan posisi duduk selain W-sitting pada keluarga.
• Jika anak tidak bisa duduk selain posisi ‘W’ hingga ia berusia lebih dari 6 tahun maka sebaiknya Bunda konsultasikan masalah ini pada terapis untuk mendapatkan penanganan yang lebih baik.

Ingat Bund, kebiasaan memang tidak mudah diubah tapi bukan berarti tidak bisa sama sekali. Kesabaran dan konsistensi adalah dua hal penting yang diperlukan orang tua untuk mengajarkan anak duduk dengan stabil, begitu pula dengan stimulasi motorik lainnya. Ketika anak sudah dapat duduk dengan posisi yang tepat, maka akan lebih mudah untuk anak belajar berdiri, berjalan, hingga berlari.

Selamat mencoba, Bunda!!